Rekomendasi permainan
Evryanti pun merekomendasikan beberapa permainan yang dapat dimainkan bersama oleh anak dan orangtua untuk meningkatkan bonding sebagai berikut:
Setiap anak memang memiliki preferensi mainannya masing-masing. Namun, menurut Evryanti, mainan edukasi sangat baik dalam mengasah perkembangan dan kemampuan anak.
"Misalnya, untuk anak usia bayi sampai balita bisa diberikan mainan yang dapat merangsang sensorinya," ungkap Evryanti.
"Dalam hal ini orangtua bisa terlibat untuk ikut bermain dan ada interaksi agar anak tahu bahwa orangtua merespons kebutuhannya saat bermain," jelas dia.
Bagaimana Anak Harus Bersikap?
Sebagai anak yang sering dibandingkan, penting untuk mengembangkan sikap yang sehat dalam menghadapi situasi ini.
Harapan untuk memiliki anak yang seperti itu
Orangtua mungkin sangat terkesan apabila melihat seseorang seusia anaknya telah memperoleh pencapaian yang luar biasa. Hal ini seakan menjadi impian yang ingin sekali dicapainya.
Sayangnya harapan untuk memiliki anak yang seperti itu bukan berarti dapat dilakukan dengan membandingkan anak. Cara tersebut hanya akan memberatkan mereka dan kemudian berdampak pada kondisi psikologisnya.
Baca Juga: 7 Kartun dari Berbagai Negara yang Masih Tayang di TV Indonesia
Early Learning Centre Early Learning Centre menghadirkan 50 pilihan mainan terbaik untuk menemani liburan akhir tahun ini, yang mengusung tema ?Enjoy The Play in This Season of Wonder?.Mainan terbaru ELC
Early Learning Centre menghadirkan 50 pilihan mainan terbaik untuk menemani liburan akhir tahun ini, yang mengusung tema ?Enjoy The Play in This Season of Wonder?.
Untuk menemani liburan akhir tahun, ELC pun mengusung tema "Enjoy The Play in This Season of Wonder" dengan menghadirkan 50 pilihan mainan terbaik mulai dari:
• Koleksi boneka B Friends yang cocok dimainkan untuk anak-anak mulai usia 3 tahun ke atas.
• The ELC Key Boom Board untuk perkembangan sensorik dan mengajarkan anak cara memainkan nada yang sudah direkam sebelumnya, yang juga membantu konsentrasi, serta kepercayaan diri.
• Bola dunia Orboot Earth membawa anak dalam perjalanan mengelilingi planet bumi yang penuh dengan cerita visual, musik, fakta hewan dan interaksi suara, kuis dunia, teka-teki bola dunia, maupun tantangan untuk usia empat hingga 10 tahun.
• Pony cycle yang dirancang untuk digunakan baik di dalam maupun di luar ruangan dengan desain yang mudah.
• Squishmallows dengan tekstur dan poliester super lembut seperti marshmallow yang tersedia dalam berbagai ukuran.
Deretan mainan ELC lainnya juga sudah tersedia di seluruh gerai dan website resmi ELC pada 16 November-26 Desember 2022.
Brilio.net - Anak merupakan karunia Allah paling berharga yang dimiliki oleh orangtuanya. Kelak, anak adalah generasi penerus bagi kedua orangtuanya. Maka dari itu, memiliki anak yang sholeh akan menjadi aset untuk kedua orangtuanya, walau mereka sudah meninggal.
Seluruh orangtua pasti menginginkan anaknya tumbuh menjadi sholeh dan sholehah, serta sukses dunia akhiratnya. Setiap orangtua pasti menginginkan hal yang terbaik untuk anak-anaknya baik itu urusan di dunia maupun di akhirat kelak. Hanya saja bukan perkara yang mudah untuk mengajarkan anak-anak mengenai kebaikan sesuai dengan syariat islam.
Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Rabu (13/5) selain harus mendidik dengan sabar, orangtua juga harus selalu memanjatkan doa kepada anak-anaknya agar tumbuh menjadi seseorang yang bermanfaat bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Seperti yang diketahui bahwa berdoa adalah amalan untuk memohon dan meminta ridho Allah. orangtua dapat mendoakan anaknya agar meraih kesuksesan dunia akhirat, sukses dalam suatu usaha, sukses dalam mendapatkan rizki, sukses dalam menghadapi ujian, sukses dalam menuntut ilmu tanpa meninggalkan syariat agama islam.
- Doa untuk keberhasilan anak
1. Doa agar anak menjadi pintar
"Allaahummam-la' Quluuba Aulaadnaa Nuuron Wa Hik-matan Wa Ahlihim Liqobuuli Ni'matin Wa Ashlih-hum Wa Ashlih bihimul Ummah."
Artinya:"Ya Allah, isilah hati anak-anak kami dengan cahaya dan hikmah, dan jadikan mereka hamba-hamba-Mu yang layak untuk menerima nikmat-Mu, dan perbaikilah diri mereka dan perbaiki pula umat ini melalui mereka."
2. Doa agar anak menjadi cerdas
Allahummaj'alhu Shohiihan Kaamilan, Wa 'Aqilan Haadziqon, Wa 'Aaliman 'Amilan
Artinya:"Ya Allah, jadikanlah anakku, anak yang sehat sempurna, Memilki akal cerdas, dan memilki ilmu dan suka beramal." 3. Doa agar anak beriman dan bertakwa
Wallazina yaquluna rabbana hab lanaa min azwaajinaa wa zurriyyaatinaa qurrata a'yuniw waj'alnaa lil-muttaqina imaamaa
Artinya:Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan anak-anak kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa."
4. Doa agar anak rajin beribadah
Rabbij'alni Muqimas-salaati Wa Min Zurriyyati Rabbanaa Wa Taqabbal du'a
Artinya:"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mengerjakan sholat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku."
5. Doa agar anak berbakti kepada orangtua
Allahumma Barikliy Fii Awladiy, Wa La Tadhurruhum, Wa Waf Fiqhum Li Tho'atik, War Zuqniy Birrohum
Artinya:"Ya Allah limpahkanlah barokah kepadaku dan anak-anakku, janganlah Engkau timpakan mara bahaya kepada mereka, limpahkanlah kepada mereka taufik untuk taat kepada-Mu dan karuniakanlah kepadaku rejeki berupa bakti mereka."
6. Doa memohon kebaikan untuk anak
Allahumma Bariklii Fii 'Aulaazdii Waahfathhum Wa Laa Tathurra Hum Waarzukna Birrohum
Artinya:"Ya Allah, limpahkanlah kebaikan yang banyak kepada anak-anak hamba, jagalah mereka dan jangan Engkau celakakan mereka. Karuniakanlah kepada kami ketaatan mereka."
7. Doa untuk memohon anak yang baik
Robbiy habliy mil ladunka dzurriyyatan thoyyibatan innaka sami'ud du'a
Artinya:"Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku dari sisi-Mu seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa."
- Cara mendidik anak agar sukses
1. Memberikan nama yang baik
Ketika anak lahir, berilah nama yang baik untuk anak. Nama yang mengandung doa, agar kelak anak dapat tumbuh dengan sholeh dan sholehah.Dalam suatu hadits, diceritakan bahwa Nabi pernah mengganti nama Hazan, yang berarti kesedihan menjadi Sahal yang berarti kemudahan. Nabi juga bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad "Sesungguhnya kalian akan dipanggil nanti pada Hari Kiamat dengan nama-nama kalian dan nama bapak-bapak kalian. Maka, perbaguslah nama-nama kalian."
2. Memberikannya kasih sayang
Aqra' bin Habis, pemuka Bani Tamim mengaku, "Demi Allah, aku mempunyai 10 orang anak, tetapi tak satu pun kuciumi di antara mereka." Nabi pun memandangnya dan berkata, "Barang siapa yang tidak mengasihi, ia tidak akan dikasihi."
3. Memperhatikan pergaulan sang anak
Memperhatikan pergaulan dan lingkungan pertemanan anak sangat perlu apalagi di jaman sekarang yang sudah banyak mengubah anak menjadi terkontaminasi dengan hal-hal yang tidak baik. Seperti dalam suatu hadits, Rasulullah bersabda: "Perumpamaan kawan yang baik dan kawan yang buruk seperti seorang penjual minyak wangi dan seorang peniup alat untuk menyalakan api."
4. Memperhatikan pendidikan untuk anak
Nabi pernah bersabda: "Hormatilah anak-anakmu dan perhatikan pendidikan mereka, karena anak-anakmu adalah karunia dari Allah kepadamu."
Dengan pendidikan maka anak akan tumbuh menjadi seorang yang berakhlak, terutama dengan memperkuat pendidikan agamanya.
5. Senantiasa mendoakan anak
Salah satu doa yang diijabah oleh Allah adalah doa orangtua kepada anaknya. Maka dari itu, senantiasa menjadi orangtua yang selalu mendoakan anak-anaknya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Furqan ayat 74 yang berbunyi,
Wallaziina yaquluna rabbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa zurriyyaatinaa qurrata a'yuniw waj'alnaa lil-muttaqiina imaamaa
Artinya:Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa."
6. Ingatkan anak untuk sholat dan beribadah
Biasakan anak sejak dini cara beribadah seperti tentang cara berwudlu, gerakan sholat, dan bacaannya. Rasulullah bersabda: "Perintahlah anak-anakmu mengerjakan salat ketika berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkan salat bila berumur sepuluh tahun, dan pisahlah tempat tidur mereka (laki-laki dan perempuan)".
Karena orang tua mudah marah, anak bisa saja bersikap cuek sebagai bentuk perlawanannya. Ia akan bersikap tidak peduli dengan nasihat orang tuanya.
Sesaat, ketika dibentak atau dimarahi, anak kelihatan diam dan seolah-olah mendengar. Padahal, perkataan orang tuanya hanya dianggap sebagai angin lalu.
Hal ini membuat kepercayaan anak terhadap orang tua pun hilang. Pada akhirnya, bisa berdampak buruk pada hubungan di dalam keluarga, juga pada kehidupan sosial anak di masa depan.
Anak-anak dilahirkan dengan kelebihan dan kekurangannya tersendiri, sebab memang secara umum tidak ada manusia yang sempurna. Hal ini tentu senada dengan siapa pun yang ada di dunia ini, dari tua hingga muda pasti memiliki dua sisi yang berbeda-beda.
Sama halnya dengan anak-anak yang mungkin dimiliki oleh para orangtua. Ada yang memiliki kelebihan dan ada pula kekurangannya. Namun, sering kali hal ini justru dijadikan alasan dalam membanding-bandingkan anak dengan orang lain, sehingga menimbulkan kecemburuan dan rasa minder tersendiri pada anak.
Berikut alasan orangtua suka membandingkan anaknya dilansir dari parenting.firstcry, indianaexpress dan medium.
Pola parenting yang turun temurun
Setiap orangtua memiliki cara yang berbeda-beda dalam urusan mendidik anak dan hal ini disebut dengan pola asuh atau parenting. Pola asuh inilah yang mungkin akan berbeda di tiap orangnya, sebab ada banyak faktor yang memengaruhi.
Bila kamu menemukan orangtua yang gemar membandingkan anak-anaknya, maka bisa jadi mereka juga pernah menjadi korban dalam perbandingan yang dilakukan oleh orangtuanya dulu. Pola parenting yang terus turun menurun inilah yang nantinya bagai mata rantai, sebab harus segera diputus atau dihilangkan kebiasaannya apabila tak ingin berlanjut ke generasi selanjutnya.
Mungkin pertanyaan ini pernah ditanyakan oleh sebagian Orang tua dengan anak yang saat ini mulai beranjak dewasa. Mengapa penting bagi Orang tua dan anak untuk dapat membangun relasi yang lebih dekat, tidak hanya sebatas menjalani peran sebagai Orang tua, sebaliknya anak juga sebatas menjalani perannya sebagai anak.
Pola asuh berkembang dari generasi ke generasi. Sebagai contoh, Orang tua jaman dulu cenderung memegang kendali penuh namun seiring berjalannya waktu ada perubahan cara pola asuh Orang tua. Tidak dipungkiri bahwa pada masa sekarang, Orang tua umumnya lebih fleksibel dan berusaha untuk dapat membangun kedekatan dengan anak. Zaman sekarang hubungan Orang tua dan anak yang dianggap sehat adalah pada saat anak dapat berbagi cerita dan menghabiskan waktu bersama dengan Orang tua tanpa perasaan terpaksa atau karena sebuah keharusan.
Lantas, bagaimana Orang tua dapat tetap membina hubungan dengan anak yang saat ini sedang berproses memasuki usia dewasa? Pada dasarnya ada 2 elemen utama dalam sebuah pertemanan, yakni good times (bermain) dan good conversation (merasa didengar). Waktu-waktu bermain bersama anak tanpa sadar berkurang atau bahkan hilang sama sekali ketika anak beranjak dewasa. Padahal memiliki waktu bermain bersama anak adalah suatu hal yang penting untuk dapat membangun kedekatan bersama anak. Bermain dan membangun keseruan dengan anak menciptakan suasana hangat dan memberi kesempatan pada anak untuk memiliki kenangan yang baik dari interaksi tersebut.
Tidak dapat dipungkiri bahwa terkadang sulit untuk dapat mengajak anak untuk pergi atau menghabiskan waktu bersama dengan Orang tua. Oleh karena itu, sebagai Orang tua, kita dapat mencoba belajar masuk ke dunia anak-anak kita. Sebagai contoh, meminta anak untuk mengajari kita cara menggunakan Tiktok atau youtube, atau mengenal film Drama Korea yang disukai oleh anak kita. Kita tidak harus menyukainya, tetapi menunjukan sedikit rasa tertarik / ingin tahu merupakan langkah awal untuk membangun relasi pertemanan antara Orang tua dan anak. Kita juga tidak perlu selalu, atau terus-menerus, atau terlibat terlalu dalam. Selain itu dalam proses kita mengenal dunia anak-anak kita, hal lain yang tidak kalah penting adalah tidak menghakimi / menyepelekan apa yang disukai oleh anak kita, sebagai contoh “kok aneh ya”, atau “buat apa sih buang-buang waktu”. Komentar-komentar seperti itu justru membuat anak malah membangun tembok dengan Orang tua. Kuncinya adalah mencoba membuka diri untuk mengenal dunia anak tanpa menghakimi atau memberikan komentar yang negatif. Dengan demikian, kita berupaya untuk membangun kebiasaan baru yang ramah dan lebih hangat dengan anak.
Sumber: Can Parents and Children Be Friends? | Psychology Today
TRIBUNJATENG.COM - Doa agar anak mau sekolah, terlebih saat ini tengah memasuki masa pembelajaran bagi siswa baru.
Melatih anak untuk giat belajar atau berangkat sekolah memang butuh usaha keras.
Mendidik anak agar mau sekolah merupakan langkah baik yang dilakukan orangtua demi kecerdasan anak.
Namun, anak yang belum mengerti dan belum memiliki kemauan untuk berangkat sekolah menjadi masalah untuk orangtua yang harus terus memberi pengertian.
Agar anak mau sekolah, orangtua bisa meminta pertolongan Allah dengan membaca doa berikut:
“Allahumma faqqih hu fid diini wa ‘allimhut ta’wiila”
Doa ini memiliki arti: “Ya Allah, berikanlah kefahaman baginya dalam urusan agama, dan ajarkanlah dia ta’wil”
Atau bisa juga membaca doa ini:
“Allahumma inni istaudi’uka maa allamtaniihi fardudhu ilayya ‘inda haajati ilahi walaa tansaniihi yaa robbal ‘aalamin”.
Doa ini memiliki arti: “Ya Allah, sesungguhnya aku titipkan kepada-Mu apa yang telah Kau ajarkan kepadaku, maka kembalikanlah ia kepadaku ketika aku membutuhkannya. Dan janganlah Kau buat aku lupa padanya hai Tuhan yang memelihara alam.”. Doa ini dapat diberikan orang tua kepada anak.
Selain itu, ada doa yang ketiga berikut bacaannya:
“Robbi zidni’ ilmaa, warzuqni fahma waj’alnii minash shoolihin”
Doa ini mempunyai arti: "Ya Allah, tambahkanlah aku ilmu dan berikanlah aku rizqi akan kepahaman, Dan jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang saleh." Doa ini dapat diberikan orang tua kepada anak sebelum mulai menuntut ilmu.
Tips agar anak mau sekolah
Tidak jarang kita mendengar orangtua membanding-bandingkan karier anak-anak mereka dengan karier anak-anak orang lain. Hal ini bisa jadi terasa menyebalkan atau bahkan menyakitkan bagi anak yang dibandingkan, betul kan?
Tapi, apa yang sebenarnya melatarbelakangi perilaku ini?
Jalin Komunikasi Terbuka
Bangun komunikasi yang terbuka dengan anak-anak Anda dengan mengajak mereka berbicara tentang impian, tujuan, dan tantangan yang mereka hadapi.
Buat suasana yang nyaman dan aman di mana mereka merasa bebas untuk berbagi pemikiran dan perasaan mereka tanpa takut dihakimi atau dibandingkan.
Komunikasi yang terbuka membantu Anda memahami perspektif dan kebutuhan anak, sehingga Anda bisa memberikan dukungan yang tepat dan relevan.
Jadilah pendengar yang baik dan berikan saran yang konstruktif tanpa harus membandingkannya dengan orang lain.
Dengarkan dengan penuh perhatian dan tunjukkan empati terhadap apa yang mereka sampaikan.
Ketika memberikan saran, fokuslah pada pengembangan dan pertumbuhan pribadi anak, serta berikan dorongan yang membangun kepercayaan diri mereka.
Dengan cara ini, Anda membantu anak-anak merasa didukung dan dihargai, yang pada akhirnya memperkuat hubungan Anda dan mendorong mereka untuk mencapai tujuan mereka dengan percaya diri.
Membandingkan karier anak-anak adalah praktik yang umum terjadi dalam masyarakat kita.
Tapi, penting untuk diingat kalau perbandingan semacam itu bisa berdampak negatif pada perkembangan emosional dan psikologis anak.
Sebagai anak, penting untuk tetap fokus pada tujuan pribadi dan berkomunikasi dengan orangtua.
Sebagai orangtua, memberikan dukungan positif dan menghargai keunikan anak adalah kunci untuk membantu mereka mencapai potensi penuh mereka tanpa perlu membandingkan dengan orang lain.
Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung dan penuh kasih, kita bisa membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan mandiri, siap untuk menghadapi tantangan dunia dengan kepercayaan diri yang kokoh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Worklife Selengkapnya
KOMPAS.com - Bonding atau ikatan emosional antara anak dan orangtua sebenarnya bisa terjalin melalui aktivitas bermain.
Menurut psikolog klinis Tiga Generasi, Evryanti Putri, orangtua perlu menghabiskan waktu setidaknya 30 menit hingga satu jam bermain dengan anak setiap harinya untuk membangun bonding.
"Bermain tidak hanya bisa meningkatkan tumbuh kembang anak, tetapi juga bonding yang kuat dengan orangtua.
Begitu penuturan Evryanti dalam acara media gathering Early Learning Centre (ELC) di Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
"Ketika orangtua benar-benar hadir untuk bekerja sama membantu anak dalam sebuah permainan, itu akan menciptakan memori positif yang membuatnya senang dan otomatis membentuk kelekatan secara emosional dengan si kecil," ungkap dia.
Oleh sebab itu, meluangkan waktu bermain bersama dan juga memilih jenis mainan yang sesuai dengan usia anak bisa sangat membantu meningkatkan ikatan emosional antara anak dan orangtua.
• Aktivitas menarik di luar rumah
Anak-anak yang sudah cukup besar biasanya memiliki ketertarikan yang lebih besar dalam hal bermain.
"Selain mencoba bermain peran, orangtua juga bisa mengajak anak untuk melakukan permainan di luar rumah seperti ikut kegiatan outbound, lari-larian, dan mungkin bersepeda bersama," kata Evryanti.
"Di samping itu, aktivitas outdoor yang menantang juga bisa meningkatkan kepercayaan diri anak untuk bisa melakukan berbagai hal baru. Jangan lupa orangtua agar memberikan apresiasi jika anak berhasil menyelesaikan tantangan," sambung dia.
Sulit melihat sisi kelebihan dari anak
Seperti yang dibahas sebelumnya bahwa anak lahir ke dunai dengan kelebihan dan kekurangannya. Namun, entah bagaimana orangtua seakan sibu melihat anak dari sisi kekurangannya semata, sehingga sangat mudah dalam membanding-bandingkannya.
Padahal orang lain yang dibandingkan oleh orangtua juga bukanlah sosok yang sempurna, sebab pasti memiliki kekurangan yang hanya saja tidak ditunjukan. Jangan sampai orangtua sibuk melihat kelebihan orang lain, namun seakan sulit melihat sisi kelebihan dari anak sendiri.
Jangan Membiarkan Perbandingan Mendefinisikan Anda
Ingatlah kalau setiap orang punya jalur hidup yang berbeda. Apa yang dianggap sebagai kesuksesan oleh orangtua Anda mungkin bukanlah tujuan yang Anda inginkan.
Setiap individu punya impian, minat, dan nilai-nilai yang unik, sehingga penting untuk mengenali dan menghormati perbedaan tersebut.
Kesuksesan tidak selalu berarti hal yang sama bagi setiap orang; bagi sebagian orang, itu mungkin berarti karier yang cemerlang, sementara bagi yang lain, itu bisa berarti kehidupan yang seimbang dan harmonis.
Fokuslah pada apa yang membuat Anda bahagia dan merasa terpenuhi. Tentukan tujuan hidup Anda berdasarkan apa yang benar-benar Anda inginkan, bukan sekadar untuk memenuhi harapan orang lain.
Dengan mengejar apa yang membuat Anda merasa bahagia dan puas, Anda akan lebih termotivasi dan lebih mungkin mencapai kesuksesan yang berarti bagi Anda.
Mengenali dan menghargai jalur hidup Anda sendiri akan membantu Anda menjalani kehidupan yang lebih otentik dan memuaskan.